KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
DALAM TUBUH (OVERHIDRASI)
A.
Konsep
Dasar Anatomi Fisiologi Cairan
Air
beserta unsur-unsur didalamnnya yang diperlukan untuk kesehatan disebut cairan
tubuh. Cairan ini sebagian berada diluar sel (ekstraseluler) dan sebagian lagi
didalam sel (intraseluler). Pada orang dewasa kira-kira 40% berat badannya atau
2/3 dari TBW –nya berada di dalam sel ( cairan intraseluler/ICP), sisanya atau
1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya berada diluar sel (ekstraseluler)
yang terbagi dalam 15% cairan interstitial, 5% cairan intravaskuler dan 1-2 %
transeluler.
Cairan tubuh terdiri
dari :
Cairan
Intraseluler (CIS) adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh. 50%
dari berat badan letaknya didalam sel dan mengandung elektrolit, kalium fosfat
dan bahan makan seperti gklukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sifatnya
konstan memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk
mempertahankan keseimbangan cairan. Cairan Ekstraseluler (CES) adalah cairan
yang berada diluar sel .
Terdiri dari tiga
kelompok yaitu :
·
Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler.
·
Cairan intersital
adalah cairan yang terletak diantara sel.
·
Cairan transeluler
adaalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna.
Dalam
pengaturan yang mempertahankan kekonstanan cairan tubuh diperlukan adanya
pengaturan volume cairan tubuh , cairan ekstraseluler, keseimbangan asam dan
basa, control pertukaran antara kompartemen cairan ekstraseluler dan
intraseluler.
4
Prinsip dasar
keseimbangan cairan :
·
Air bergerak cepat
melintasi membrane sel karena osmolaritas cairan intraseluler dan
ekstraseluler.
·
Membran sel hampir
sangat impermeable terhadap banyak zat terlarut karena jumlah osmol dalam
cairan ekstraseluler atau intraseluler konstan.
·
Cairan tubuh merupakan
sarana untuk mentraspor zat makanan dan metabolisme membawa nutrient mulai dari
proses absorsi, mendistribusikan sampai ketingkat intraseluler.
Transpor Cairan dalam
Tubuh :
Difusi
Pergerakan molekul melintasi membrane semipremeabel dari
kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen rendah. Difusi cairan
berlangsung melalui pori - pori tipis membrane kapiler. Laju difusi
dipengaruhi: ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur larutan.
Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan
solut (substansi yang terlarut dalam cairan) melintasi membrane bersama-sama
dari kompartemen bertekanan rendah. Contoh filtrasi adalah pergerakan cairan dan
nutrient dari kapiler menuju cairan intersititial disekitar sel.
Osmosis
Pergerakan
dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membrane sel dari larutan
berkonsentrasi rendah (cairan) menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).
Tanspor Aktif
Proses
transpor aktif memerlukan energy metabolisme. Proses transport aktif penting
untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih
tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan
ekstraseluler.
B.
Penyebab
terjadinya
Overdehidrasi
Terjadi
jika asupan cairan lebih besar dari pada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan
dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat
kecil.
Minum
air dalam jumlah yang sangat banyak tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar
hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi secra normal.
Overhidrasi
lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya tidak membuang cairan
secara normal.
Misalnya
pada penderita penyakit jantung, ginjal, atau hati.
Orang-orang
tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang
mereka makan.
Asupan
natrium yang berlebihan
Pemberian
infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak terutama pada klien dengan
gangguan mekanisme regulasi cairan.
Penyakit
yang mengubah regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal kongestif),
gagal ginjal, sirosis hati, sindrom cushing.
C.
Patofisiologis
Kelebihan
cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan
dengan proporsi yang kira-kira sama. Engan terkumpulnya cairan isotonic yang
berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement
cairan interstitial sehingga menyebabkan endema. Edema dalah penumpukan cairan
interstisial yang berlebihan. Endema dapat terlokalisir atau generalisata.
Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh penungkatan
jumlah
natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya
gangguan mekanisme homeostatis proses regulasi keseimbangan cairan.
D.
Manifestasi Klinik
Tanda
dan gejal klini yang mungkin didapatkan pada klien dengan hypervolemia antara
lain: sesak nafas, ortopnea,. Mekanisme konpensasi tubuh pada kondisi
hiperlemia adalah berupa pelepasan peptide natriunetik atrium (PNA),
menimbulkan peningkatan filtrasi dan eksresi natrium dan air oleh ginjal dan
penurunan pelepasan aldosterone dan ADH. Abnormalitas pada homeostatitis
elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolumia. Hipervolumia dapat menimbulkan
gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi
kardiovaskuler.
E.
Gejala
Seperti
halnya dengan dehidrasi organ yang paling mudah terkena dampak dari
overhidrasi adalah otak. Jika
overhidrasi terjadi secara perlahan sel-sel otak memiliki kesempatan untuk
menyesuaikan diri, sehingga hanya sedikit gejala yang timbul. Jika overhidrasi
akan menunjukkan kekacauan mental, kejang, dan koma.
F.
Diangnosa
Pada
overhidrasi kelebihan cairan ditemukan baik didalam maupun disekitar sel. Dan
biasanya tidak menyebabkan timbulnya tanda-tanda pengumpulan cairan pada
kelebihan volume darah tubuh juga memiliki terlalu banyak natrium, sehingga
tidak dapat memindahkan air kedalam cadangan didalam sel.
Pada
kelebihan volume darah (misalnya gagal jantung dan sirosis hati), cairan
terkumpul disekitar sel-sel didada, perut dan tungkai bawah. Membedahkan
overhidrasi dan volume darah yang berlebihan sering kali sulit dilakukan,
karena overhidrasi bisa terjadi sendiri/bersamaan. Dengan kelebihan volume
darah.
G.
Pengobatan
Pengobatan
overhidrasi tegantung kepada penyebabnya.
Tetapi
pada dasarnya, asupan cairan harus dibatasi. Minum sebanyak kurang dari 1 liter
cairan per hari biasannya akan memperbaiki overhidrasi dalam beberapa hari.
Pembatasan pemasukan cairan ini harus dibawah pengawasan dan saran dari dokter.
Kadang
diberikan diuretik untuk meningkatkan pembuangan cairan oleh ginjal. Biasannya
diauretik lebih efektif dalam mengatsi kelebihan volume darah, sehingga paling
efektif jika diberikan pada penderita overhidrasi yang disertai dengan
kelebihan volume darah.
H.
Faktor
yang berhubungan :
·
Berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi cairan sekunder akubat gagal jantung .
·
Berhubungan dengan
preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung sekunder akibat
infrak miokard, gagal jantung, penyakit katup jantung.
·
Berhubungan dengan
hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma yang rendah, retensi natrium
sekunder akibat penyakit hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker.
·
Berhubungan dengan
gangguan aliran balik vena sekunder akibat varises vena, thrombus, imobilitas,
flebitis kronis.
·
Berhubungan dengan
retensi natrium dan air sekundder akibat penggunaan kartikosteroid.
·
Berhubungan dengan
kelebihan asupan natrium atau cairan.
·
Berhubungan dengan
rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi.
·
Berhubungan dengan
venostatis atau bendungan vena sekunder akibat imobilitas, bidai atau balutan
yang kuat. Serta berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
·
Berhubungan dengan
kompresi vena pleh uterus pada saat hamil.
·
Berhubungan dengan
drainase limfatik yang tidak kuat, sekunder akibat mastetomi.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan
Suddarth .2003. medical surgical nursing (perawatan medical bedah) jilid 1, alih bahasa: monica & Ester.
Jakarta : EGC.
Carpenito, L
,J.1999. Hand Book of Nursing ( Buku Saku Diagnosa Keperawatan) , alih bahasa:
monica Ester. Jakarta : EGC.
Doengoes,
Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan:
Guidelnes For
Planning and Documenting Patientcare (Rencana Asuhan Keperwatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa : I made
kariasa, Jakarta : EGC.
12
I.
Contoh Kelebihan Cairan
·
Hipernatremia
Keadaan dimana
kadar natrium di dalam plasma darah tinggi, ditandai dengan adanya mukosa
kering, anuria, furgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan, suhu badan naik, serta kadar natrium
dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. Kondisi ini dapat di sebabkan oleh
dehidrasi, diare, dan asupan air yang berlebihan sedangkan aupan garam nya
sedikit.
·
Hiperkalemia
Kadar kalium dalam
darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit
ginjal, asedosis metabolik, pemberian kalium berlebihan melalui intra vena. Di
tanda dengan adanya mual, hiperdiktivitas sistem pencernaan aritmia, kelelahan,
jumlah urin sedikit sekali, diare, adanya kecemasan, dan intabilitas {peka
rangsangan}, serta kadar kalium plasma mencapai lebih dari 5 mEq/L.
·
Hiperkalsemia
Kelebihan kadar kalsium
dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar
gondok dan makanan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia di tandai dengan
adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, kadar kalsium
dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
·
Hipermagnesia
Kelebihan kadar
magnesium dalam darah. Hal ini di tandai dengan adanya gangguan pernafasan, dan
kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
·
Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah penyakit
yang menyerang organ otak.penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan
dalamotak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak.jika tidak segera
di tangani,tekanan ini dapat merusak jaringan melemahkan fungsi
otak.hidrosefalus dapat dialami oleh orang-orang segala usia,namun umumnya
penyakit ini di derita oleh bayi dan manula berdasarkan gejalanya penyakit
hidrosefalus dapat di kelompokan menjadi 3jenis:
ü Hidrosefalus kongenital.
Kondisi ini terjadi
sejak bayi baru di lahirkan.bayi yang mengalami idrosefalus bawaan,kepalanya
akan terlihat sangat besar.ubun-ubun atau fontanel mereka akan tampak
menggelembung dan menegang.di karnakan kulit bayi masih tipis,maka
penggelembungan tersebut membuat urat-urat kepala menjadi terlihat dengan jelas.bayi-bayi
dengan hidrosefalus,memiliki mata yang terlihat seperti memandang kebawah dan
otot- otot kaki terlihat kaku,serta rentan mengalami kejang.gejala-gejala
hidrosefalus bawaaan lainya adalah mudah mengantuk,mual,rewel,dan susah makan.
ü Hidrosefalus yang di dapat atau acquired
Kondisi ini di
derita oleh anank-anak atau dewasa.selain penderika akan mengalami mual dan
nyeri leher,nyeri kepala juga muncul.nyeri kepala ini biasanya sangat terasa
saat pagi hari,setelah bangun tidur. Gejala lain dalam hidrosefalus tipe ini
adalah mengantuk,pengelihatan buram, bingung,sulit menahan kemih atau menahan
buang air besar, dan sulit berjalan.jika tidak segera di obati, kondisi ini
akan menyebabkan koma, bahkan kematian.
ü Hidrosefalus dengan tekanan normal.
kondisi ini umumnya di alami oleh manula.
Penderita akan kesulitan menggerakkan kaki,sehingga beberapa dari
mereka,terpaksa menyeret kaki agar dapat berjalan.gejala lainya adalah
kencangnya kendali kemih yang di tandai dengan sulit menahan kencing atau
sering merasa ingin kencing. Selain fisik,hidroasefalus tekanan normaal juga
berdampak kepada kemampuan berpikir penderita. Mereka akan sulit mencerna
informasi dan lambat menanggapi informasi atau pertanyaan.
0 komentar:
Posting Komentar