Selasa, 07 Juni 2016

MENENTUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR


MENENTUKAN KALOR YANG HILANG DALAM PROSES PERTUKARAN KALOR

A.      Tujuan
1.    Mahasiswa dapat menentukan jumlah kalor yang hilang dalam proses pertukaran kalor antara lain yang bersuhu tinggi dan air yang bersuhu rendah.
2.    Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang hilang.
B.       Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
Gambar
1
Beaker glass 250 ml, 2 buah
2.
Pemanas air
3.
Kaki tiga dan kawat kasa
4.
Termometer batang
5.
Timbangan
6.
Gabus

7.
Gelas
8
Tisu
9
Aquades
10
Penjepit kayu kimia


C.      Dasar Teori
Kalorimeter
Kalorimeter berarti mengukur panas. Ketika aliran panas yang terjadi antara dua benda yang terisolasi dari lingkungan jumlah panas yang yang hilang dari satu benda  harus setara dengan jumlah yang lainnya.
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter, yang menggunakan teknik pencampuran dua zat dalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Bebrapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain, kalorimeter aluminium, kalorimeter elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom.
    Panas adalah yang berpindah jadi prinsipnya adalah kekekalan energi. Kualitas panas yang ditambahkan pada suatu benda sebagai positif dan kuantitas yang meninggalkan benda adalah negatif. Ketika sejumlah benda berinteraksi, maka aljabar dari setiap kuantitas panas yang dipindahkan pada semua benda harus sama dengan nol. Hal ini dapat dibuktikan dengan asas Black yaitu :
   


  


Terdapat beberapa jenis kalorimeter yaitu
a.    Kalorimeter Bom : yaitu digunakan untuk mengukur kalor yang dikeluarkan ketika sebuar zat terpanaskan. Penggunaan nya biasanya dalam pembakaran makanan dengan kadar kalor dari pembakaran biji-bijian untuk kadar energi
b.    Kalorimeter sederhana : yaitu digunakan untuk mengukur kalor reaksi yang berlangsung pada fase larutan. Kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dilepas larutan.
Kalor itu sendiri merupakan jumlah energi yang dipindahkan antar benda yang memiliki suhu yang berbeda. Secara sponta kalor mengalir dari suatu benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Satuan umum untuk kalor adalah kal dan dapat didefinisika sebagai jumlah kalor yang dihasilkan untuk menaikkan suhu setiap 1 gram air sebesar 1 derajat celcius. Besarnya kalor ang diserap atau dilepaskan oleh suatu benda berbanding lurus dengan massa benda, kalor jeis benda, dan perubhaan suhu dari kalorimeter tersebut.Dalam satuan SI satuan kalor adalah joule, satuan kalor yang lainnya adalah kalori. Maka hubungan antar keduanya adalah




Jika suatu benda menerima atau melepaskan kalor maka temperatur zat tersebut akan berubah. Besar perubahan temperatur pada benda dapat ditentukan besarnya sesuai dengan besarnya kalor yang diserap atau yang dilepas benda. Kalor jenis suatu benda merupakan karakteristik benda yang mengaitkan kalor yang diserap dengan perubahan temperatur pada benda.
Menentukan kalor jenis suatu zat dengan kalorimeter, dapat digunakan hukum kekekalan energi atau asas black. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut dapat dihitung. Dengan menggunakan kalorimeter bom, nilai suatu energi makanan dapat diukur. Sedangkan dengan menggunakan kalorimeter gas jumlah energi yang terkandung dalam bahan bakar fosil dapat diketahui.
Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggungan, maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam kesetimbangan (mempunyai suhu yang sama). Hal ini terjadi disebabkan karena adanya perpindahan kalor di antara benda-benda tersebut. Benda yang suhunya tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah akan menyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah dinyatakan oleh Joseph Black dalam suatu azas yang disebut “asas Black” atau hukum pertukaran panas. Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1  pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri
Mengenai perpindahan kalor, dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a.         Konduksi
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi, baik zat yang tergolong konduktor maupun isolator.
b.        Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis. Contohnya terjadinya angin darat dan angin laut.
c.         Radiasi
Radiasi (pancaran) merupakan proses perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Contohnya perpindahan kalor dari matahari ke permukaan bumi.
Panas reaksi kimia suatu sistem dapat dilepaskan (eksoterm) maupun diserap (endoterm). Perubahan panas reaksi dapat diukur dengan kalorimeter. Prinsip kerja kalorimeter yaitu dengan mengisolasi panas dalam sistem agar panasnya tidak berpindah ke lingkungan.
Secara eksperimen kalor reaksi dapat ditentukan dengan kalorimeter. Tapi tidak semua reaksi dapat ditentukan kalor reaksinya secara kalorimetrik. Penentuan ini terbatas pada reaksi-reaksi berkesudahan yang berlangsung dengan cepat seperti pada reaksi pembakaran, reaksi penetralan, dan reaksi pelaruta.
Salah satu penerapan dari kalorimeter adalah termos air panas. Termos air panas selalu menjaga panas di dalam sistem agar tidak terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungannya. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja kalorimeter yang akan dilakukan pada percobaan ini.
mengukur suhu air dan bahan contoh sebelum dan sesuah pencampuran.

Perbedaan Suhu Dan Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang besarannya dapat diukur menggunakan suatu pengukur suhu. Terdapat 4 jenis satuan suhu yang dipakai di seluruh dunia, Celcius, Reamur, Farenheit, dan Kelvin. Satuan Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin.
Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan seberapa banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. Ingat !! yang diukur adalah seberapa panas tempat tersebut bukannya seberapa dingin. Panas dapat diukur tetapi dingin tidak dapat diukur !!
Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi panas dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Dengan energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu zat. Seperti contohnya, lilin yang dipanasi lama kelamaan akan meleleh, hal ini berarti panas mengubah wujud lilin yang tadinya padat menjadi cair. Contoh lain terjadi ketika kita merebus air, jika air kita panaskan secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menjadi uap air, hal ini mengubah bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air yang berbentuk gas.
Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas inimenjabarkan: Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panasmemberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama jumlah kalor yang diserapbenda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas benda yang didinginkan melepaskalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan.
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi samadengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"
Menurut hukum kekekalan energi, kalor yang dlepas sama dengan kalor yang di serap. Dalam kasus kedua sistem adalah sistem terbuka, maka sebagian kalor di serap oleh lingkungan. Kalor ini sering dianggap sebagai kalor yang hilang.
Misalnya bejana 1 berisi air dengan massa m1 dan suhu awal t1. Bejana 2 berisi air dengan massa m2 dan suhu awal t2. Diketahui t2 lebih besar dari t1. Kalor jenis air adalah 1 kal/gramoC. Setelah tercapai kesetimbangan termal, suhu campuran menjadi tc. Kalor yang dilepas bertanda negatif dan kalor yang di serap bertanda positif. Menurut Azas Black :







           

Karena besaran-besaran yang lain diketahui nilainya kecuali besaran kalor yang hilang, maka besarnya kalor yang hilang dapat ditentukan.
            Untuk mengurangi jumlah kalor yng hilang maka bejana tempat pencampuran dapat diberi bahan yang tidak mudah menyerap kalor, atau tidak mudah menghantar kalor ke lingkungan.
D.      Prosedur Percobaan
1.      Timbang massa gelas.
2.      Isi air dalam bejana, masing-masing ± 100 ml.
3.      Ukur volume air dalam masing-masing bejana .
4.      Hitung massa air dalam masing-masing bejana.
5.      Hitung suhu air dingin pada salah satu bejana.
6.      Panaskan air dalam salah satu bejana dalam waktu 10 menit.
7.      Ukur suhu air panas dalam bejana.
8.      Campurkan air dingin ke dalam bejana yang berisi air panas.
9.      Panaskan dalam waktu 1 menit.
10.  Ukur suhu campuran air itu.
11.  Catat semua data yang diperoleh.
Lapisi salah satu bejana tempat mencampur air dengan gabus. Ulangi lagi langkah 1 sampai dengan 10
E.       Tugas dan Pertanyaan
1.    Berapa kalori yang di serap oleh lingkungan (kalor yang hilang) ?
Tanpa pelapis gabus
Dik :
mgelas  =  125,13 g
mp       =  213,27 g
tp       =  65 C
md       =  218,71 g
td       =  23o C
tc         =  42o C
mp = mp – mg
    = 213,24 g - 125,13 g
    = 88,11 g
md = md – mg
    = 218,17 g – 125,13 g
    = 93,58 g
tp = tp – tc
     = 65 C – 42 C
     = 23 C
 td = td – tc
      = 23 C – 42 C
      = -19 C

Dit : Q hilang ?
Jawab :
Q hilang  = -mp.c.tp – md.c.∆td)
                           = (-88,11 g.1 kal/gramo C. 23o C) – (93,58 g.1 kal/gramo C. -19o C)
                           = (-2026,53) – ( -1778,02)
                           = -2026,53 + 1778,02
               = -248,51 Joule
Dengan  pelapis gabus
Dik :
mgelas  =  125,56 g
mp      =  213,27 g
tp        =  44o  C
md      =  218,71 g
td        =  23o C
tc           =  42o C
mp  = mp – mg
       = 213,24 g - 125,56 g
       = 87,68 g
md   = md – mg
       = 218,17 g – 125, 56 g
        = 93,15 g
∆tp  = tp – tc
       = 44o C – 42o C
       = 2o C
 ∆td  = td – tc
        = 23o C – 42o C
        = -19 C

Dit : Q hilang ?
Jawab :
Q hilang  = (-mp.c.∆tp) – (md.c.∆td)
                           = (-87,68 g.1 kal/gramo C. 23o C) – (93,15 g.1 kal/gramo C. -19o C)
                           = (-175,36) – ( -1769,85)
                           = -175,36 + 1769,85
               = 1594,49 Joule
2.        Apa cara yang bisa ditempuh untuk mengurangi kalor yang hilang ? Beri contoh alat yang di rancang dengan pertimbangan mengurangi kalor yang hilang ? Bagaimana cara kerjanya ?
Jawab :
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa yang namanya Kalor itu adalah berupa suatu energi. Dimana berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain Sekarang kita bahas tentang energi kalor atau energi panas. Perpindahan Kalor adalah suatu proses perpindahan energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke zat lain. Kalor dapat berpindah dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut dengan isolator.
Kalor berpindah dengan 3 cara, konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). Untuk menghambat :
1.    perpindahan kalor secara konduksi dengan cara memberi sekat / celah yang diisi hampa udara
2.    perpindahan kalor secara konveksi dengan cara mengisolasi panas dalam suatu ruangan dengan memberikan wadah/tutup
3.    perpindahan kalor secara radiasi dengan cara ruangan untuk mengisolasi seperti pada konveksi dan diberi warna putih mengkilap (perak), karena warna putih mengkilap tidak akan menyerap kalor dengan baik. Selain itu dapat juga dilakukan dengan radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.
Banyak peristiwa dan peralatan sehari-hari yang memanfaatkan konsep perpindahan kalor misalnya sepeti diuraikan berikut ini.
a.    Termos merupakan peralatan rumah tangga yang dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Termos mempunyai dinding rangkap yang berlapis perak di bagian dalamnya. Ruang antara kedua dinding tersebut merupakan daerah hampa udara. Es di dalam termos dapat bertahan lama karena tidak memperoleh kalor dari luar. Begitu pula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang lama karena kalor sulit keluar dari termos. Perpindahan kalor secara konduksi tidak mungkin terjadi di dalam termos sebab di dalam termos terdapat kaca yang sukar menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi terhambat oleh ruang hampa udara. Perpindahan kalor secara radiasi juga tidak dapat terjadi karena hampir seluruh kalor dipantulkan kembali oleh permukaan yang mengkilap.
Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara:
v  permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
v  dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan
v  ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi
b.    Setrika memindahkan kalor ke pakaian yang disetrika secara konduksi. Setrika listrik terbuat dari logam. Gagang setrika terbuat dari kayu, plastik atau ebonit sehingga sukar menghantarkan panas. Pada bagian dalam setrika terdapat elemen pemanas. Elemen pemanas terbuat dari kawat yang dililitkan pada lempeng mika. Kawat ini merupakan kawat halus yang terbuat dari bahan nikelin, konstantan, atau nikrom. Panas yang dihasilkan setrika listrik dipindahkan ke pakaian dengan cara konduksi.
c.    Pada waktu hari panas, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih panas jika dibandingkan dengan benda-benda yang terbuat bukan dari logam, dalam hal ini terjadi aliran kalor ke tangan kita. Karena logam merupakan konduktor panas yang baik, maka kalor juga mengalir dari bagian-bagian yang tidak disentuh. Jadi, kalor yang sampai ke tangan kita cukup banyak sehingga terasa panas. Tetapi kalau yang disentuh itu bukan logam, kalor yang mengalir ke tangan kita hanya dari bagian-bagian yang disentuh saja sehingga terasa tidak sepanas logam.
d.   Pada waktu hari dingin, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih dingin daripada benda bukan logam, padahal jika diukur suhunya ternyata sama. Ini karena saat logam itu kita sentuh, kalor mengalir dari tangan kita ke logam. Logam segera menyebarkan kalor itu ke seluruh bagiannya sehingga lebih banyak lagi kalor dari tangan kita yang mengalir ke logam. Karena itulah tangan kita merasakan dingin. Tetapi, jika kita sentuh benda bukan logam, maka kalor yang berpindah dari tangan kita ke benda akan memanaskan bagian bagian benda yang kita sentuh saja, kalor tersebut tidak menyebar. Segera suhu benda yang kita sentuh akan sama dengan suhu badan kita sehingga tangan kita merasa tidak begitu dingin.
e.    Pada tungku-tungku pemanas yang menggunakan kayu bakar selalu dibuat cerobong yang tinggi. Selain untuk mengeluarkan asap, cerobong itu berfungsi juga untuk mengalirkan udara. Karena pembakaran di bawah cerobong maka udara di dalamnya menjadi panas dan memuai. Pemuaian menyebabkan massa jenis udara menjadi kecil sehingga udara naik ke atas. Udara yang di panaskan di bagian bawah mudah naik ke atas melalui cerobong. Selanjutnya, bagian atas cerobong menjadi hangat kembali sehingga udara panas dari bawah lebih mudah untuk naik ke bagian atas cerobong. Dengan demikian, udara lebih cepat mengalir dalam cerobong dan udara yang masuk ke cerobong bagian bawah juga menjadi lebih cepat.
f.     Panci Masak : terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas
g.    Jaket : mengenakan jaket tebal atau meringkuk di bawah selimut tebal saat udara dingin badanmu merasa nyaman. Udara termasuk isolator yang baik. Beberapa bahan penyekat terdiri dari, banyak kantong-kantong udara kecil terbungkus. Kantong tersebut berfungsi mencegah perpindahan kalor secara konveksi. Jadi tahukah kamu mengapa dalam selimut diisi dengan bulu-bulu kecil atau serat yang menjebak udara? Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan kehilangan kalor.


LEMBAR DATA
A.      Tanpa Pelapis Gabus

Volume air dingin = Vd (cm3)
Massa air dingin = md (gram)
Suhu air dingin = td (oC)
Volume air panas = Vp (cm3)
Massa air panas = mp (gram)
Suhu air panas = tp(oC)
Suhu Campuran = tc (oC)

100 cm3

218,71 g

23 oC

100 cm3

213,24 g

65o C

42o C

Perhitungan :










Kalor jenis air = 1 kal/gram C











mgelas  =  125,13 g
mp       =  213,27 g
tp       =  65 C
md       =  218,71 g
td       =  23o C
tc         =  42o C
mp = mp – mg
    = 213,24 g - 125,13 g
    = 88,11 g
md = md – mg
    = 218,17 g – 125,13 g
    = 93,58 g
tp = tp – tc
     = 65 C – 42 C
     = 23 C
 td = td – tc
      = 23 C – 42 C
      = -19 C

Q hilang           = (-mp.c.∆tp) – (md.c.∆td)
 = (-88,11 g.1 kal/gramC. 23o C) – (93,58 g.1 kal/gramo C. -19o C)
                         = (-2026,53) – ( -1778,02)
                         = -2026,53 + 1778,02
                         = -248,51 Joule
B.       Dengan Pelapis Gabus
Volume air dingin = Vd (cm3)
Massa air dingin = md (gram)
Suhu air dingin = td (oC)
Volume air panas = Vp (cm3)
Massa air panas = mp (gram)
Suhu air panas = tp(oC)
Suhu Campuran = tc (oC)

100 cm3

218,71 g

23 oC

100 cm3

213,24 g

65o C

42o C



Daftar Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar